Seringkali dalam khutbah su’ul khatimah, kita mendengar penjelasan mengenai akhir kehidupan seseorang yang kurang tentram dan menyenangkan. Dalam arti, kematian tersebut harus dijalani dengan kesakitan dan mendalam. Kematian adalah masa transisi antara dua kehidupan seseorang dan bukan merupakan awal atau akhir.
Segala yang ada di dunia ini adalah fana. Tidak ada yang abadi. Islam mempercayai bahwasannya dunia ini hanyalah tempat yang sangat singkat ditempati oleh manusia. Tujuan semua makhluk diciptakan adalah untuk berzikir kepadanya dan mempersiapkan bekal bagi kehidupan yang abadi kelak.
Kematian yang buruk atau su’ul khatimah bukanlah kejadian yang kebetulan. Ia memiliki penyebab-penyebab yang jelas dan berkaitan dengan amal dan perbuatan orang itu sendiri. Materi ini banyak disebutkan dalam hadis-hadis Nabi dan disampaikan oleh para imam terpercaya.
Beberapa Penyebab Su’ul Khatimah

Al-Qur”an dengan tegas meminta kepada manusia untuk senantiasa menjaga keimanan mereka selalu kepada Allah. Keimanan ini juga mencakup ketakwaan untuk menghindari segala laranganNya dan tunduk patuh menjalani kewajiban yang diberikanNya kepada manusia.
Jika kedua hal kunci tersebut tidak dilaksanakan dengan baik maka kuranglah kualitas keimanan yang ia miliki. Jika imannya tidak kuat, ia akan lebih mudah tergoda kepada hal-hal yang bersifat menjerumuskan manusia. Berikut beberapa dosa penyebab su’ul khatimah
- Malas Melakukan Shalat Dan Zakat
Shalat merupakan kewajiban kedua umat islam setelah melafalkan shahadat. Dengan demikian, kewajiban pertama seorang muslim adalah melaksanakan shalat. Keutamaan shalat ada banyak sekali, salah satunya adalah menjadi tiang agama.
Jika shalat seseorang baik, maka akan menjadi baik pula amal-amal yang ia lakukan. Namun jika shalatnya buruk, amal lain yang ia lakukan akan menjadi buruk pula. Meninggalkan shalat sangat berakibat fatal yakni membuat seseorang mengalami su’ul khatimah atau kematian yang buruk.
- Mengumbar Aib Saudaranya
Semua orang memiliki aib dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin aib mereka dipublikasikan. Aib adalah ingatan memalukan atau buruk seseorang yang pernah terjadi di masa lalu. Jadi jika ada seseorang yang menyebarkan aib yang ditutupi saudaranya, sesungguhnya ia berdosa besar.
Allah mengecam tindakan mengumbar aib orang lain. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah menyatakan bahwa barangsiapa mengumbar aib saudaranya, suatu saat Allah akan mengumbar aibnya sendiri dengan jalan yang lebih memalukan. Demikianlah, jangan sampai kita termasuk golongan orang yang gemar mengungkap aib orang lain.
- Bertindak Curang Dalam Jual Beli
Seorang muslim tidak akan bisa lepas dari hubungan sosialnya dengan manusia yang lain. Dalam aspek yang paling kecil seperti mendapatkan bahan makanan, seseorang harus mendapatkannya melalui orang lain melalui transaksi jual beli. Perdagangan menjadi kegiatan yang tidak bisa dihindari oleh manusia.
Idealnya, jual beli harus menguntungkan kedua belah pihak. Asas ini berubah ketika seorang penjual membohongi pembeli dengan kecurangan. Salah satu kecurangan yang sangat dilaknat Allah adalah mengurangi takaran timbangan. Selain merugikan karena akan kehilangan pelanggan, tindakan tersebut juga menyebabkan rejeki menjadi tidak berkah.
Pengingat Untuk Meninggalkan Maksiat

Allah tidak hanya melaknat orang yang menipu melainkan juga orang-orang yang melindungi penipuan. Tindakan tercela sebagaimana disebutkan diatas sangat rawan menyiksa seorang muslim ketika mereka menghadapi kematian. Semakin jelaslah bahwa kita harus menjaga lisan dan tindakan agar tidak menyakiti orang lain.
Allah tidak akan salah dalam menyayangi hambaNya. Selamatlah mereka yang senantiasa menjaga hubungan dengan Allah dan bersiaplah dengan adzabNya bagi orang-orang yang mengabaikan laranganNya.
Demikian, ulasan mengenai penyebab su’ul khatimah, semoga bermanfaat.