Tari Kecak di Bali masuk sebagai tarian sakral yang hanya dapat dilakukan oleh penari khusus. Tarian ini tidak menggunakan iringan musik ataupun nyanyian. Tarik Kecak sering disebut sebagai tari api atau Tari Sanghyang karena dipergunakan untuk ritual keagamaan. Bukan hal aneh jika kemudian, ditengah tarian sering terdapat beberapa penari yang kerasukan roh dan melakukan komunikasi dengan para dewa. Sosok dibalik tarian ini bernama Wayan Limbak. Dia memperkenalkannya sejak tahun 1930 diberbagai negara. Suasana dari tarian semakin ramai dengan bunyian kincringan yang diikatkan pada tokoh Ramayana. Sedangkan lingkaran tengah digunakan oleh penari untuk lakon Ramayana. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Tari Kecak menjadi tarian yang berbeda dan menarik karena disini penari tidak akan melakukan gerakan layaknya tarian dari Jawa.
Sekitar 70 penari duduk melingkar dan mengikuti ritme ucapan yang dibuat. Selain untuk hiburan, Tarik Kecak juga memiliki beberapa fungsi dan nilai moral. Pertama, mengandalkan kekuatan Tuhan. Hal tersebut diperlihatkan, saat penari yang berlakon sebagai Rama meminta bantuan kepada Dewata. Kedua, memiliki peran moral cukup tinggi yang ingin disampaikan kepada penonton. Dimana Anda bakal menyakyikan kesetian Shinta kepada sang suami. Hal menakjubkan lain adalah rekor muri untuk Tari Kecak yang berhasil didapatkan pada tanggal 25 Februari 2018.